Euforia tim Kalsel dengan pendukungnya Kamis kemarin di Borneo Indoor Futsal Banjarmasin.
Seperti di kutip dari Samarinda Pos, Arsitek tim Thamrin Bunai mengatakan, secara permainan anak-anak Kaltim lebih unggul dibandingkan Kalsel, meski tim tuan rumah diperkuat beberapa pemain nasional.
“Kalsel mendatangkan pemain asa Jawa dan beberapa diantaranya berstatus pemain nasional. Namun anak-anak mampu mengimbangi, bahkan unggul sampai babak kedua,” ujarnya.
Kaltim sempat tertinggal di babak pertama. Namun dua gol dari Samlan dan Ardi Indrawan, membuat Kaltim leading sampai usai babak pertama. Namun di babak kedua, terutama setelah pertandingan berjalan 13 menit, wasit mulai memperlihatkan keperpihakannya.
Beberapa kali pemain Kalsel menabrakkan badannya ke pemain Kalsel, langsung dianggap pelanggaran. “3 penalti yang kita terima semuanya tak sah. Wasit membuat mental pemain kita jatuh di laga tersebut,” ujar Thamrin.
Thamrin mengatakan, sebelum pertandingan dirinya sudah mewanti-wanti pemainnya agat tak banyak melakukan pelanggaran. Sebab ia yakin wasit pasti akan memihak tuan rumah. “Tapi saya tak menyangka kalau wasit sampai berbuat begitu. Kita benar-benar dikalahkan faktor non teknis,” tambah Thamrin.
Meski demikian Thamrin masih yakin tim futsal Kaltim bisa lolos dari kualifikasi PON di Banjarmasin. Target yang ingin dicapai adalah menempati posisi runner up. “Berat rasanya menjadi juara grup kalau melihat dominasi tuan rumah. Makanya kami ingin berada di posisi kedua pada klasemen akhir,” terangnya.
Kaltim kembali bertanding siang ini menghadapi Jabar. Jabar sendiri kemarin dikalahkan Kalteng, tim yang sehari sebelumnya ditumbangkan Kaltim dengan skor 7-2. (upi/sapos)
Didukung hal non teknis, Kalsel diprediksi melaju sebagai juara grup.
Sempat Terjadi Keributan Sementara itu, dalam pertandingan kemarin, seperti di lansir Radar Banjarmasin, gol Kalsel masing-masing dipersembahkan Afif Tamimy (2 gol), Fahmi (2 gol), Nur Ali (1 gol), dan Irwan Pratama (1 gol). Sedangkan dua gol Kaltim dicetak Ardy Indrawan dan Samlan.
Kedua tim terlihat bermain hati-hati pada babak pertama. Kalsel memang sempat unggul lewat kaki Afif pada menit 10.
Tetapi Kaltim membalasnya dengan membobol gawang Mirza Siregar pada menit 12 melalui penetrasi dari Sarman. Gol ini sempat membungkam ribuan penonton. Pada babak kedua, Kalsel yang rajin melakukan rotasi pemain mencoba menggempur pertahanan lawan. Namun pertahanan Kalsel lengah gara-gara keasyikan menyerang. Melalui long pass dari kiper Erick, Ardy pun sukses melewati dua pemain Kalsel, diakhiri sebuah gol pada menit 21.
Tertinggal 1-2 sempat membuat Kalsel tertekan. Bahkan trio pelatih Kalsel Andri Irawan, Edy Suswanto, dan Ilham Romadhona harus memarahi seluruh pemain Kalsel baik di lapangan maupun di bench cadangan.
Nah, gol balasan yang ditunggu ternyata datang juga. Itu berkat aksi Fahmi melewati pemain dan kiper Kaltim pada menit 30. Gol Fahmi ini langsung membangkitkan semangat tuan rumah. Kali ini giliran tim Kaltim yang frustasi. Apalagi gara-gara pelanggaran hingga 6 kali, Kalsel pun mendapatkan hadiah penalti. Pertandingan sempat terhenti karena offisial dari Kaltim memprotes keras wasit.
Situasi makin panas karena salah satu pemain Kaltim berupaya menyiram air mineral ke arah wasit. Aksi ini memancing emosi penonton. Namun, pelatih Pra-PON Futsal Kalsel Edy Susanto dan Ilham Ramadhona cepat bertindak menghampiri penonton dan berusaha meredakan emosinya.
Kalsel selanjutnya ternyata sukses membobol gawang lawan melalui titik penalti sebanyak tiga kali melalui Afif, Fahmi, dan Nur Ali. Sedangkan gol Irwan menjadi penutup kemenangan Kalsel atas Kaltim dengan skor 6-2. Andri Irawan bersyukur atas kemenangan tim Kalsel. “Ini merupakan yang sangat luar biasa bagi Kalsel. Ini merupakan sebuah kemajuan dalam dunia futsal Kalsel. Dan patut kita syukuri,” ujarnya.
Andri mengakui harus berpikir keras ketika Kalsel sempat ketinggalan di pertengahan babak kedua. “Pada saat ketinggalan, saya menginstruksikan pemain untuk terus mem-press pemain Kaltim. Sebab kalau mau mencetak gol harus berupaya merebut bola secepat mungkin. Dan Alhamdulillah ternyata anak-anak dapat bermain dengan sangat baik,” ucapnya.
Meskipun begitu, pelatih Electric PLN ini menilai masih banyak kekurangan yang dimainkan Supriyanto cs. “Yang menjadi bahan evaluasi saya kali ini adalah organisasi defend yang sangat buruk. Kita lihat, apabila diserang masing-masing bingung untuk mencari posisi dan itu yang akan segera kami perbaiki. Selain itu juga masih perlu latihan set-piece, sebab ketika mendapat pelanggaran masih belum padu,” nilainya.
Sedangkan Thamrin Bunai pelatih Kaltim kecewa dengan kepemimpinan wasit. “Kedua tim bermain bagus, namun saya menyayangkan kepemimpinan wasit kali ini. Sangat terlalu berat sebelah. Ketidakberpihakan itulah yang membuat pemain-pemain mentalnya menjadi turun,” ucapnya singkat.
Sumber : pusamania.org